PROPOSAL PENELITIAN OPSI 2017
KOLERASI
POLITIK ETIS TERHADAP REKONSILIASI SEMBOYAN BHINEKA TUNGGAL IKA
Kelompok Bidang Ilmu :
Sosial Dan Humaniora
Bidang Ilmu : Sosiologi
Ketua Tim Peneliti
|
||
Nama Lengkap
|
:
|
Ismuzzat
Naqsyah Salenda
|
NIS
|
:
|
15-1137
|
Kelas
|
:
|
XI IPA
|
Anggota Peneliti
|
||
Nama Lengkap
|
:
|
Edo
Frendhyka Gilang Ramadhan
|
NIS
|
:
|
15-1169
|
Kelas
|
:
|
XI IPA
|
I.
Judul
“Kolerasi Politik Etis Terhadap Rekonsiliasi Semboyan Bhineka
Tunggal Ika”
II.
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah
satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak
di dunia, yaitu sekitar 237.641.326 jiwa yang terdiri atas beragam suku
ataupun budaya. Negara Indonesia setidaknya memiliki 17.504 buah pulau, 1.128
suku, dan 700 bahasa daerah. Data tersebut merupakan hasil survey yang telah
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2010. Oleh
karena itu, sangat banyak negara yang mengagumi sekaligus mengakui persatuan
erat yang ada di antara Warga Negara Indonesia. Indonesia juga terkenal dengan
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang telah mendarah daging hampir di setiap
hati dan jiwa warga negara sejak zaman dahulu. Hal itu ditandai dengan adanya
Pancasila sebagai dasar negara ataupun unsur pendukung lainnya. Namun, saat ini
ketika dunia telah memasuki era globalisasi, Negara Indonesia juga telah mulai
kehilangan nilai-nilai luhur tersebut ataupun
jati diri serta karakter bangsa.
Hal ini muncul, tidak lain akibat ulah beberapa Warga Negara Indonesia itu
sendiri, yang tidak mampu menyaring dampak yang ditimbulkan akibat era
globalisasi. Selain itu, kurangnya kepedulian Warga Negara Indonesia saat ini
terhadap sejarahnya sendiri semakin memperkeruh keadaan, padahal sejarah negara
Indonesia mengandung nilai-nilai penting untuk menjaga jati diri ataupun
karakter bangsa, karena dalam sejarah tersebut telah tercatat perjuangan dan
pengorbanan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan serta menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejalan dengan itu, Negara Indonesia
membutuhkan suatu media yang dapat merekonsiliasi penerapan semboyan Bhineka
tunggal ika maupun unsur-unsur pendukung lainnya. Dalam hal ini negara
Indonesia perlu menelusuri kembali rekam jejak sejarah dan mengambil sisi
positif dari setiap kejadian yang terjadi dimasa penjajahan. . Hal tersebut
dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya ialah mengevaluasi kembali
kebijakan politik balas budi (politik etis) pada zaman kedudukan Belanda di
Indonesia. Politik etis (1900-1914 )
yang mulanya dianggap akan menjadi suatu harapan dan keuntungan bagi bangsa
Indonesia, namun seringkali dipandang sangat buruk karena pengaplikasiannya
yang tidak sesuai dengan perencanaan dari pihak Belanda dan juga hanya
dijadikan sebagai media pencitraan pihak Belanda kepada bangsa Indonesia bahkan
negara lainnya agar mereka dikenal sebagai negara yang baik serta mengetahui
arti dari kata balas budi (Etis). Meskipun demikian, ternyata politik etis juga
memiliki sisi positif yang dapat menjadi
media untuk merekonsiliasi semboyan
bhineka tunggal ika maupun unsur-unsur pendukung lainnya. Hal tersebut
dapat ditinjau dari ketiga bentuk kebijakan utama dalam politik tersebut yaitu
irigasi, emigrasi, dan edukasi. Namun berdasarkan situasi dan kondisi negara
Republik Indonesia saat ini, maka hal yang paling tepat untuk merekonsialiasi
bhineka tunggal ika adalah bidang emigrasi.
Berdasarkan pengamatan penulis serta fakta
yeng telah terjadi di Indonesia khususnya di daerah Sulawesi Tengah, emigrasi
merupakan solusi yang tepat dalam meredam disintegrasi antar Warga Negara
Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya suatu kawasan di daerah
Sulawesi Tengah yang merupakan hasil dari emigrasi politik etis (1900-1914 ) yang dilakukan oleh Belanda
semasa kedudukannya dan dapat menyatu dengan daerah disekitarnya tanpa
mengganggu aktivitas satu sama lain meskipun memiliki perbedaan Ras, suku,
maupun agama. Adapun nama dari kawasan tersebut adalah desa Kalawara yang
terletak di kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.,
Indonesia.
Penelitian ini mengkaji/menelaah tiga
permasalahan yang timbul dari latar belakang peneliti yaitu 1) Apakah desa
kalawara merupakan dampak positif dari keberadaan politik etis semasa kedudukan
Belanda? , 2) Apakah masih relevan, kolerasi antara politik etis dengan desa
Kalawara dalam merekonsiliasi Bhineka tunggal ika?, dan 3) Bagaimana upaya yang
perlu dilakukan agar dampak positif dari politik etis terhadap desa Kalawara
dapat merekonsiliasi semboyan Bhineka tunggal ika? Tahun politik etis dan desa
kalawara
III.
Tujuan Penelitian
Sejalan
dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
a) Untuk
mengungkap fakta bahwa desa Kalawara
merupakan dampak positif dari keberadaan politik etis semasa kedudukan Belanda.
b) Untuk
memberikan gambaran bahwa
kolerasi antara politik etis dengan desa Kalawara dalam merekonsiliasi bhineka
tunggal ika
masih relevan.
c) Untuk
mengungkapkan upaya yang
perlu dilakukan agar dampak positif dari politik etis terhadap desa
Kalawara dapat merekonsiliasi semboyan bhineka
tunggal ika.
IV.
Metode Penelitian
a) Tempat Dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di desa
Kalawara, kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah dan dalam
hal mengolah data, penulis menggunakan beberapa tempat seperti SMAN Model Terpadu Madani Palu dan rumah
pribadi penulis.
No
|
Nama Kegiatan
|
2017
|
|||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
||
1
|
Menentukan judul yang akan sesuai
dengan tema yang telah dipilih
|
√
|
|||
2
|
Menentukan rumusan masalah
|
√
|
|||
3
|
Menyiapkan bahan-bahan penelitian
|
√
|
|||
4
|
Memulai penelitian
|
√
|
|||
5
|
Mencari data penelitian
|
√
|
|||
6
|
Menuliskan data yang diperoleh
dari penelitian
|
√
|
|||
7
|
Menyusun data penelitian
|
√
|
|||
8
|
Membuat proposal penelitian
|
√
|
b)
Teknik
Mengambil Sampel Dari Populasi
Populasi dalam
suatu penelitian merupakan sekumpulan
objek yang dapat dijadikan sumber penelitian yang berbentuk benda-benda,
manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian.
Sugiyono menyatakan (2010: 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan sampel adalah suatu titik atau objek yang terkandung
didalam populasi, sesuai dengan
pernyataan Sugiyono (2010: 118) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Berdasarkan hal tersebut, penulis
dalam mengambil sampel menggunakan teknik Non Probability yang artinya setiap
anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai
sampel, sedangkan secara spesifiknya penulis menggunakan teknik Purposive
sampling yang merupakan subteknik Non Probability,
menurut Notoatmodjo Purposive sampling adalah pengambilan sampel
yang berdasar atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi
ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodja:2010). Oleh karena itu sampel yang diambil penulis
adalah kepala desa Kalawara, para sesepuh dan tetua desa Kalawara, serta kepala
adat desa Kalawara agar dapat menghasilkan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
c)
Teknik
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1.
Studi Kepustakaan
Studi
Kepustakaan atau library searching merupakan metode yang dilakukan oleh penulis
dengan cara mencari dan menganalisis hal - hal yang berhubungan dengan karya
tulis ilmiah melalui literatur yang terdapat pada Perpustakaan Daerah Sulawesi
Tengah.
2.
Teknik
wawancara dan pengamatan
Penulis melakukan teknik wawancara
terhadap penduduk desa Kalawara
dan desa disekitarnya untuk memperoleh data yang akurat. Dalam wawancara
tersebut, penulis sekaligus mengamati kondisi masyarakat dan pembangunan infrastuktur
desa Kalawara
untuk merekrut sejumlah
data yang diperlukan.
d)
Teknik
Pengolahan Data
Berdasarkan
data yang telah dikumpul dalam penelitian, penulis melakukan pengolahan data
dengan teknik penelitian Etnografis dan Historis
kualitatif. Adapun penjelasan mengenai kedua teknik tersebut yaitu sebagai
berikut:
1.
Etnografis Kualitatif
Etnografis
kualitatif ialah teknik yang digunakan untuk menginterpretasi budaya, kelompok
sosial dan suatu system masyarakat. Penelitian etnografi bertujuan untuk mendeskripsikan
cara berpikir, adat, bahasa, kepercayaan dan prilaku hidup suatu masyarakat. Sehingga menghasilkan suatu hasil akhir penelitian yang sangat komprehensif
dalam menggambarkan kompleksitas suatu kehidupan.
2.
Historis Kualitatif
Historis / Sejarah
kualitatif ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan
penjelasan. Metode Historis ialah metode yang bertujuan untuk merekonstruksi
masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai,
memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai
konklusi yang dapat dipertahankan dan dalam hubungan hipotesis tertentu.
V.
Referensi
Sekertaris Jendral MPR RI. 2016. Bahan Tayang Materi Sosialisasi. Jakarta: Sekjen MPR RI
Wikipedia. 2017. Politik
Etis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis [18 April 2017]
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Jumlah Penduduk
Indonesia. https://sp2010.bps.go.id/ [20
April 2010]
Suci Indah Sari. 2016. Politik Etis. http://sucisariindah.blogspot.co.id/2016/04/politik-etis.html [25
April 2016]
Ebta Setiawan. 2016. Rekonsiliasi. http://kbbi.web.id/rekonsiliasi
Golan Horas. 2014. 100 Tahun Bala
Keselamatan Di Bumi Tadulako. http://horasgolan.blogspot.co.id/2014/03/100-tahun-bala-keselamatan-di-bumi_7842.html
[13 Maret 2014]
Risky. 2016.
Metode Atau Teknik Pengambilan Sampel Penelitian. http://pastiguna.com/teknik-pengambilan-sampel/
[8 Desember 2016]
Hendry. 2010. Populasi Dan Sampel. https://teorionline.wordpress.com/tag/sampel-populasi-penelitian-teknik-sampling/
[24 Januari 2010]
PLEASE SUBS MY CHANELS
MAHASISWA PKN STAN
Komentar Anda Membangun Blog INI. THANKS
0 Comments