i.
Awal mula teori relativitas
Pada
tahun 1690 seorang ilmuwan yang bernama Christian Huygens mengemukakan sebuah
teori yang berbunyi bahwa cahaya merupakan sebuah gelombang yang merambat dan
mengenalkan sebuah zat hipotetik yang disebut eter.
Lalu
pada tahun 1801, Thomas Young menemukan peristiwa interferensi pada cahaya.
Peristiwa ini pertanda bahwa teori gelombang diperlukan untuk menjelaskan
hakikat cahaya. Usulan Young diperkuat oleh James Clark Maxwell yang menyatakan
bahwa cahaya merupakan bagian dari gelombang magnetik. Saat itu, Maxwell masih
yakin bahwa gelombang elektromagnetik membutuhkan medium khusus untuk dapat
merambat dan ia menamakan medium tersebut sebagai eter bercahaya.
A.
Teori Relativitas Newton (fisika klasik)
Sebuah benda akan dikatakan bergerak
jika posisi benda itu mengalami perubahan terhadap suatu titik yang dianggap
sebagai acuan atau disebut juga kerangka acuan. Benda dikatakan diam apabila
posisi benda itu terhadap kerangka acuannya tidak berubah.
Untuk membahas tentang relativitas,
misalnya Anda diatas truk yang sedang bergerak dengan kelajuan 50 km/jam
terhadap orang yang diam dipinggir jalan. seseorang tersebut kemudian berjalan
ditruk dengan 5 km/jam searah dengan gerak kereta. orang yang diam didalam truk
mengatakan bahwa kelajuan Anda adalah 5
km/jam, tetapi orang yang diam dipinggir jalan mengatakan bahwa kelajuan Anda
55km/jam. Kedua-duanya benar sebab keduanya memandang gerak Anda sesuai dengan
kerangka acuannya, dengan kata lain gerak itu relatif.
Dengan
rumus Vt + Vat = Voj
B.
Pecobaan Michelson dan Morley
Pada tahun 1887
Michelson dan Morley mengadakan percobaan-percobaan yang sangat cermat,
percobaan tersebut dirancang untuk mengukur kecepatan eter menggunakan
interferometer. Michelson dan Morley mengamati pola interferesi yang ada, jika
eter tersebut ada maka akan terjadi pergeseran pola interferensi. Sehingga
anggapan pergerakan bumi terhadap eter itu tidak benar. Dimana eter pada fisika klasik
yang diyakini sebagai medium perambatan cahaya. Dari percobaan tersebut
didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. Eter tidak ada
2. Cahaya merambat tampa memerlukan medium
3. Kecepatan cahaya sama besar ke dalam segala arah dan tidak
tergantung dari
kerangka acuan pengamat
kerangka acuan pengamat
Percobaan
ini juga telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoritis revolusi ilmiah
kedua. Michelson dianugerahi hadiah nobel Fisika tahun 1907 terutama utuk
melaksanakan percobaan ini.
C.
Postulat Einstein
Permasalahan
yang dimunculkan percobaan Michelson-Morley ini ternyata baru berhasil
terpecahkan dengan teori relativitas khusus yang menjadi landasan bagi
konsep-konsep baru tentang ruang dan waktu. Teori ini didasarkan pada dua
postulat yang diajukan oleh Einstein yaitu:
o Postulat 1
“Hukum-hukum
fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersial”
Postulat
ini menepis adanya acuan universal dan sesungguhnya hukum listrik dan magnet
berlaku untuk semua kerangka acuan.
o Postulat 2
“Cahaya.
merambat melalui ruang hampa dengan cepat rambat dan kelajuan cahaya tak
bergantung pada kelajuan sumber cahaya maupun kelajuan pengamatnya”
Postulat
ini tidak langsung menentang adanya eter. Apabila ada eter maka kecepatan
cahaya tidak akan selalu sama dengan c=3.108 m/s.
1. Kecepatan relatif
Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang bergerak dengan kecepatan v
terhadap bumi (acuan O) dan pesawat melepaskan bom (benda) dengan kecepatan
tertentu maka kecepatan bom tidaklah sama menurut orang di bumi dengan orang di
pesawat.
Kecepatan relatif itu memenuhi persamaan berikut. dengan
:
vx = kecepatan
benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
vx’ = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap pengamat diam (O)
c = kecepatan cahaya
vx’ = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap pengamat diam (O)
c = kecepatan cahaya
(a)
Soal
kecepatan relativistik
Seorang pengamat di stasiun ruang angkasa mengamati
adanya dua pesawat antariksa A dan B yang datang menuju stasiun tersebut dari
arah yang berlawanan dengan laju vA = vB = ¾ c (c adalah cepat rambat cahaya).
Kelajuan pesawat A menurut pilot pesawat B adalah…
A. 9/16 c
B. 8/9 c
C. 24/25 c
D. 4/3 c
E. 3/2 c
2. Konstransi Panjang
Kontransi panjang adalah penyusutan panjang
suatu benda menurut pengamat yang bergerak. Penyusutan ini memenuhi persamaan berikut.
dengan :
L = panjang benda menurut pengamat yang
bergerak relatif terhadap benda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam relatif terhadap benda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam relatif terhadap benda
(b)
Kontraksi
Panjang
Panjang benda diukur pengamat yang diam
= 12 m. Berapakah panjang benda itu bila diukur oleh pengamat yang bergerak
dengan kecepatan 0,8 c (c = kecepatan cahaya) relatif terhadap benda?
A. 12,6 m
B. 12,2 m
C. 9,6 m
D. 7,2 m
E. 6,0 m
3. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah peristiwa pengembungan
waktu menurut pengamat yang bergerak. Hubungannya memenuhi persamaan berikut.
dengan :
Δt = selang waktu menurut pengamat yang
bergerak terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
(c)
Pembahasan
soal dilatasi waktu
Suatu peristiwa terjadi selama 3 sekon menurut
pengamat yang bergerak menjauhi peristiwa itu dengan kecepatan 0,8 c (c =
kecepatan cahaya). Menurut pengamat yang diam, peristiwa tersebut terjadi
selama selang waktu…
A. 5,0 s E.
1,2 s
B. 4,8 s
C. 3,0 s
D. 1,8 s
4. Massa dan energi relatif
Perubahan besaran oleh pengamat diam dan
bergerak juga terjadi pada massa benda dan energinya.
Dan energi benda diam dan bergerak memiliki
hubungan sebagai berikut.
1)
Energi
total : E = mc2
2)
Energi
diam : E0 = m0 c2
3)
Energi
kinetik : Ek = E – E0
(d) Contoh soal massa relativ
Massa diam sebuah
partikel = m0. Massa partikel tersebut saat bergerak dengan kecepatan 0,8 c
akan bertambah menjadi…
A.1,25 m0
B.1,42 m0
C.1,52 m0
D.1,67 m0
E.1,92 m0
5.
Paradoks Kembar
Kejadian yang
menarik dari pemuluran waktu adalah adanya paradoks kembar. Sebagai contoh, ada
sepasang anak kembar yang bernama A dan B. Pada saat umur mereka menginjak 25
tahun, Si A pergi ke planet Y dengan pesawat yang memiliki kecepatan mendekati
kecepatan cahaya. Saat si A kembali kebumi, ternyata si B telah berusia 60
tahun tetapi si A hanya bertambah 10 tahun saja. Hal ini dikarenakan terjadinya
perlambatan proses biologi didalam tubuh si A.
D.
KESIMPULAN
1.
Pada kecepatan relativ, jika kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak
lebih besar daripada kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam maka kecepatan relativ terhadap acuan diam akan semakin kecil dan sebaliknya.
lebih besar daripada kecepatan pengamat bergerak relatif terhadap pengamat diam maka kecepatan relativ terhadap acuan diam akan semakin kecil dan sebaliknya.
2.
Pada
panjang relativ, jika panjang mula mula suatu penda terhadap acuan diam semakin
panjang dan juga seper gamma semakin besar maka panjang relativ akan semakin
panjang dan sebaliknya.
3.
Pada
dilatasi waktu, jika selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian semakin
lama dan gamma semakin kecil maka pemuluran waktu akan semakin lama.
4.
Pada
massa relativ, jika massa suatu benda terhadap acuan diam semakin besar dan
juga gamma semakin kecil maka massa relativ benda tersebut akan semakin besar.
Daftar pustaka :
1.
Pujianto. 2016. Fisika. Klaten: Intan Pariwara
3.
yang-tau.blogspot.co.id
PLEASE SUBS MY CHANELS
MAHASISWA PKN STAN
0 Comments